Berhala, Pulau Eksotis Idaman Zumi Zola

Bangunmediaku - Siapa yang tidak kenal Zumi Zola. Beberapa tahun lalu ia kerap nampil di layar kaca sebagai aktor film maupun pesinetron. Kini, ia baru saja terpilih sebagai Gubernur Jambi periode 2016-2021 setelah sebelumnya menjabat sebagai Bupati di daerah kampung halaman keluarganya, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).

Dikenal sebagai aktor rupawan, pria 35 tahun ini tak hanya mengandalkan tampang demi menuju Jambi Satu. Saat Pilgub Jambi 9 Desember 2015 lalu, sang rival adalah calon petahana Hasan Basri Agus yang nama dan pamornya tak kalah mentereng di Provinsi Jambi.

Demi meyakinkan warga Jambi, setidaknya ada 12 janji politik Zumi Zola yang harus ia tepati usai ia terpilih. Salah satunya adalah mengembalikan Pulau Berhala yang kini masuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Tekad Zumi Zola sudah bulat. Hanya beberapa jam usai dilantik sebagai gubernur di Istana Negara, pria yang disebut-sebut sebagai gubernur termuda di Indonesia ini langsung menabuh genderang. "Kami akan cari celah hukum (kembalikan Pulau Berhala). Saya sudah berbicara langsung dengan Dirjen Administrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil, Kemendagri," ujar Zumi.

Lantas, apa sih hebatnya Pulau Berhala? sampai-sampai masuk dalam 12 janji politik Zumi Zola.

Pasir putih: Salah satu bagian tepi pantai Pulau Berhala. Pulau ini dikenal juga dengan sebutan Pulau Hantu (Foto: Bangun Santoso)

Awal Sengketa

Berdasarkan beberapa catatan, konflik status Pulau Berhala muncul setelah pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada 2002 silam. Sejak pembentukan Kabupaten Lingga inilah, Pulau Berhala masuk status quo.

Jauh sebelum Zumi Zola terjun di dunia politik, status kepemilikan Pulau Berhala terlebih dahulu diperjuangkan oleh sang ayah, Zulkifli Nurdin yang kala itu menjadi Gubernur Jambi. Selama dua periode sebagai gubernur, Zulkifli Nurdin getol melakukan lobi-lobi hukum atas pulau seluas kurang lebih 200 hektar itu.

Berbekal tumpukan bukti catatan sejarah dan dukungan para budayawan Jambi, Zulkifli Nurdin meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengesahkan status Pulau Berhala sebagai bagian dari Provinsi Jambi. Hingga akhirnya, pada 2011 atau satu tahun setelah Zulkifli Nurdin lengser, Mendagri resmi menerbitkan Permendagri nomor 44/2011. Dimana salah satu butirnya menyebutkan, Pulau Berhala milik Jambi.

"Status Pulau Berhala masuk wilayah Jambi adalah harga mati," tegas Zulkifli Nurdin kala itu.

Tak mau kalah begitu saja, Pemprov Kepri lantas membalas dengan mengajukan gugatan (judical review) atas Permendagri nomor 44/2011 tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hampir satu tahun proses hukum berjalan, pada akhir 2011, MK resmi membatalkan Permendagri nomor 44/2011. Keputusan MA ini menjadi "kado pahit" bagi Pemprov Jambi yang kala itu tengah merayakan HUT Provinsi Jambi pada 6 Januari 2012.

Usai menerima salinan putusan MK itu, Gubenur Jambi yang dijabat Hasan Basri Agus langsung menggelar jumpa pers. Menurut Hasan, Pemprov Jambi tidak akan melakukan banding atau perlawanan hukum atas putusan tersebut. Alasannya, Provinsi Kepri memiliki bukti kuat atas kepemilikan Pulau Berhala.

"Bahkan Pemprov Jambi sebelum saya menjabat gubernur membeli sebidang tanah dari Pemprov Kepri seharga Rp 500 juta dengan sertifikat dikeluarkan BPN," ujar Hasan di depan puluhan wartawan di rumah dinas Gubernur Jambi, Januari 2012 silam.

Mendengar putusan MK serta pernyataan gubernur itu, Zulkifli Nurdin marah besar. Beredar informasi di kalangan wartawan saat itu, Zulkifli Nurdin sempat bersitegang dengan Gubernur Hasan Basri Agus di Bandara Sultan Thaha Jambi.

Bagi Zulkifli Nurdin, Pulau Berhala memiliki keterkaitan sejarah yang erat dengan Provinsi Jambi. Diatas bukit kecil di pulau tersebut terdapat sebuah makam yang oleh sejumlah sejarawan Jambi disebut sebagai makam Datuk Paduka Berhala. Ia adalah suami dari Putri Selaras Pinang Masak, salah satu penguasa negeri Melayu Jambi yang berasal dari Turki.

Secara letak, posisi Pulau Berhala dekat dengan Kabupaten Tanjabtim sebagai daerah terluar di Jambi yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan. Beberapa pekan usai terpilih sebagai Bupati Tanjabtim pada 2012 lalu, Zumi Zola pernah berencana menggelontorkan dana sekitar Rp 5 Miliar untuk pengembangan wisata di pulau yang dikenal juga dengan sebutan Pulau Hantu itu. Namun batal karena ada putusan MK.

Pulau Eksotis

Tepat berada di perairan Laut China Selatan, Pulau Berhala bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dengan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Muarasabak, Kabupaten Tanjabtim. Selain terdapat makam Datuk Paduka Berhala, di pulau ini juga terdapat peninggalan sejarah, yakni sebuah meriam peninggalan masa penjajahan Jepang.

Disaat air surut, pantai Pulau Berhala akan terlihat cantik karena pasirnya yang putih. Pulau ini makin terlihat eksotis kala pagi atau sore hari.

Dari kunjungan dua kali penulis, tak hanya nuansa sejarah, pulau ini juga banyak didiami oleh warga. Dari pengakuan warga, ada sekitar 60an KK yang tinggal di pulau tersebut. Jumlah itu Baik yang ber-KTP Provinsi Jambi maupun Provinsi Kepulauan Riau.

Sekilas pulau ini terkesan terbelah dua, di satu sisi terdapat pondok-pondok yang menurut warga di bangun Pemprov Jambi beberapa tahun lalu. Namun di bagian lain, terdapat rumah-rumah penduduk yang mengaku berasal dari beberapa daerah di Kepri. Mayoritas warganya adalah para nelayan.

Tak hanya pemondokan warga, di pulau ini juga sudah didirikan sejumlah fasilitas. Yakni sebuah sekolah terpadu, puskesmas pembantu (Pustu) hingga kantor desa yang semuanya dibangun oleh Pemprov Kepri. Begitu juga ada sebuah menara pemancar signal yang dibangun oleh salah satu perusahaan komunikasi.

"Saya bersama istri tinggal disini untuk mencari ikan. Seminggu sekali kami pulang ke Sungai Itik di Kabupaten Tanjabtim," ujar Akhmad (50) salah seorang warga yang berasal dari Jambi.

Meski wilayah yang ditinggalinya sempat menjadi bahan rebutan, Akhmad yang mengaku sudah tinggal lebih dari 10 tahun ini merasa tenang hidup berdampingan dengan warga yang berasal dari Kepri. Baginya, apapun status Pulau Berhala adalah tetap wilayah Indonesia. "Tak masalah, mau masuk Jambi atau Kepri, kami bahagia disini," katanya.

Oleh masyarakat Jambi, Pulau Berhala di kenal sebagai salah satu tujuan wisata. Sejumlah biro perjalanan bahkan sudah sejak lama menjadikan Pulau Berhala sebagai paket rekreasi. Kisaran harganya juga bervariatif tergantung berapa lama pelancong bakal tinggal di pulau tersebut.

"Rata-rata perorang biasanya Rp 500 ribuan, itu sudah termasuk penginapan, makan dan akomodasi. Biasanya ada paket saat hari-hari tertentu," ujar Agus, salah seorang pengelola jasa tour dan travel di Kota Jambi.

Comments

Popular posts from this blog

Suku Mante dan Misteri Orang Pendek di Jambi

Menguak Misteri Kota Kuno di Tengah Sumatra

Balada Perempuan Pantura, Jadi TKW Hingga Jual Diri di Lokalisasi